Home > Realita Kehidupan > Miris! Kisah Anak-Anak Indonesia di Perbatasan
Miris! Kisah Anak-Anak Indonesia di Perbatasan
Posted on Senin, 23 Juli 2012 by Unknown
Siapa yang tidak mengenal Jakarta ? Semua orang Indonesia tahu itulah Ibukota Negara Indonesia. Ibukota yang kian memanas dengan perebutan kursi DKI 1. Namun itu tidak selamanya berlaku, jangan coba-coba bertanya di mana letak Jakarta yang menjadi Ibu kota Negara Indonesia kepada anak-anak Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia yang orangtuanya bekerja di sektor perkebunan. Sudah pasti dengan kepolosan mereka akan menjawab tidak tahu. Maklum saja di Tawau, yang hanya berjarak 30 menit dari Pulau Sebatik, Nunukan, Kaltim, SD tempat mereka sekolah ternyata tidak memiliki peta Indonesia. Bahkan lebih parah lagi, anak-anak SD Indonesia ini dalam setiap upacara lebih dulu menyanyikan lagu kebangsaan Malaysia, kemudian Negara Bagian Sabah, baru giliran menyanyikan lagu Indonesia Raya. (Kita perlu menarik nafas panjang setelah membaca kalimat tersebut. Seandainya WR Supratman sebagai pencipta lagu Indonesia Raya masih hidup akan tertunduk lesu mengetahui kabar ini).
Adalah Ir. Hetifah Sj. Siswanda, MPP, PhD, anggota Komisi X Dapil Kalimantan Timur menceritakan hasil resesnya selama tiga hari ke perbatasan Kaltim-Malaysia. Beliau bercerita hampir meneteskan air mata, tatkala berbicara memakai bahasa Indonesia, mereka belum merespon secara baik, tetapi ketika dijelaskan memakai bahasa Melayu oleh guru asal Malaysia barulah mereka memahaminya.
Lancarnya mereka berbahasa Melayu bukan karena keseringan nonton serial Ipin & Upin di salah satu stasiun televisi Indonesia atau televisi Malaysia. Namun, lebih karena guru Malaysia lebih dominan memberikan pelajaran dibandingkan guru Indonesia yang diperbantukan. Lalu kemana guru-guru asal Indonesia ? Pada kenyataanya peran guru-guru PNS dari Indonesia yang diperbantukan tidak berjalan maksimal. Pada tahun 2006-2009 sebanyak 109 orang, 2009-2011 juga berjumlah 109 dengan pola kontrak 3 tahun. Sedangkan 2011-2014 ini malah belum ada. Berdasarkan pengakuan di lapangan, guru-guru kita kurang gigih memberikan pengajaran dan pengaruh kepada anak-anak Indonesia.
Permasalahan dalam konteks ini tidak hanya sebatas hak pendidikan anak-anak TKI yang terabaikan. Tidak sebatas cerita pilu tentang Lagu Indonesia Raya yang dinomortigakan saat upacara. Tidak juga sebatas mahirnya mereka berbahasa Melayu dan terbengong-bengong saat ditanya dengan bahasa Indonesia. Atau cerita pilu para pejabat yang miris melihat dengan mata kepala sendiri anak-anak Indonesia di perbatasan.
Kondisi seperti itu, sudah sangat menggambarkan jiwa anak-anak TKI di perbatasan yang bukan lagi Indonesia namun Malaysia. Perlunya pemahaman dan penguasaan bahasa Indonesia pada anak-anak itu, tidak sedangkal agar mampu menjawab pertanyaan para pejabat Indonesia atau bahkan Presiden kita saat melakukan aksi kunjungan perbatasan. Atau bahkan mengantisipasi tangis presiden kita SBY, yang sangat sensitif itu. Bisa-bisa beliau berderai air mata saat melontarkan pertanyaan dalam bahasa Indonesia “Tahukah Adik-adik siapa Saya. Saya adalah presiden kalian, Presiden Indonesia. Ada yang tahu nama Saya?”. Sedang anak-anak itu terbengong-bengong saja.
Kita semua tahu “bahasa Indonesia bahasa persatuan bangsa Indonesia”. Bahasa Indonesia menyatukan seluruh bangsa Indonesia yang beraneka ragam dalam kerangka Negara Kesatuan Indonesia. Menyatukan hati dan jiwa para anak negeri dalam satu nafas Indonesia. Kita tidak bisa menuntut agar anak-anak TKI di perbatasan Indonesia-Malaysia agar mencintai bahasa Indonesia, sedang mereka tidak mendapatkan hak pendidikan layaknya anak Indonesia lainnya. Kita tidak bisa menuntut mereka untuk mahir berbahasa Indonesia sedang tiap hari mereka disuapi bahasa Melayu oleh guru-guru Malaysia. Kita tidak bisa menuntut mereka mencintai Indonesia sedang Malaysia lebih memperhatikan mereka dan Indonesia sebatas mengunjungi bahkan mengabaikannya.
Inilah sebenarnya Balada Siswa SD anak-anak TKI di Perbatasan Indonesia-Malaysia. Balada anak negeri di perbatasan Indonesia-Malaysia tidak pernah cukup diceritakan dalam artikel atau gambar film Tanah Surga, Katanya. Ini adalah kisah pilu yang melengkapi bergunung derita warga Indonesia yang tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia. Kita tentu tidak rela anak-anak bangsa lebih mencintai bahasa Melayu. Kita tentu tidak rela mereka justru lebih mengenal baik bendera Malaysia dan bendera Negara Bagian Sabah daripada bendera Indonesia.
Namun kita terpaksa harus merelakan itu semua, karena balada ini benar adanya.
sumber : http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/08/indonesia-darahku-melayu-bahasaku/
Category Article Realita Kehidupan
Arsip Blog
-
▼
2012
(928)
-
▼
Juli
(60)
- Realitas Para Sarjana Sekarang
- Miris! Kisah Anak-Anak Indonesia di Perbatasan
- Ini Kisah Tentang Kejamnya Jakarta
- Cerita Nestapa Anak-anak Jermal di Selat Malaka
- Kisah Negeri yang Dijajah Bangsanya Sendiri
- Kisah Bocah 10 Tahun yang Menjadi Tukang Tambal Ba...
- Ironis! Harta Karun Negara Dijual Di Singapura
- Getirnya Uang Lima Ratus Rupiah (Kisah Ironis)
- Indonesia Penjual Manusia, Malaysia Memperbudak Ma...
- Kisah Sri Purwati Diperbudak Selama 25 Tahun
- Tsingy, Hutan Batu Terbesar di Dunia
- 29 Rekor Indonesia Di Mata Dunia Yang Terlupakan
- 11 Fakta Air yang Jarang Diketahui
- 10 Gempa Terbesar di Dunia Sejak 1900
- Menakjubkan, Objek Wisata Dunia yang Tersembunyi
- Penemuan Penting Dalam Fisika
- 8 Bahan Makanan Termahal di Dunia
- Asal Mula Warung Angkringan
- 12 Air Terjun Tertinggi Di Indonesia
- Adolf Hitler Ternyata Susah Kentut
- 10 Transfer Pemain Sepakbola Paling Aneh
- Hukuman Seks Aneh di Berbagai Negara
- 13 Orang Yang Mati Gara-gara Tertawa
- 5 Kutukan Nyata yang Paling Aneh di Dunia
- 7 Ponsel dengan Nama Unik dan Nyeleneh
- 5 Tempat dengan Nama Paling Aneh di Indonesia
- 10 Mobil Modifikasi dengan Desain Aneh dan Memalukan
- 10 Tempat Pernikahan Teraneh di Dunia
- Tata Surya Paling Aneh Yang Pernah Ditemukan
- Dibuka, Kuliah di Jurusan Kajian Ilmu Kiamat
- Film-Film Perjuangan Indonesia yang Wajib Kita Tonton
- Orang Indonesia Pertama yang Menjadi Pemilik Klub ...
- Yogyakarta Siap Berpisah dari NKRI
- Asal Mula Nama Indonesia
- 21 Fakta Mengharukan Tentang Keistimewaan Indonesi...
- 5 Landmark Paling Terkenal di Indonesia
- Film Indonesia Yang Mendapatkan Penghargaan Di Lua...
- Ternyata Indonesia Negara Terindah Keempat di Dunia
- 5 Komunitas Paling Unik di Indonesia
- 4 Kota Terbersih di Seluruh Indonesia
- Tips Bercinta Untuk Lelaki Berpenis Kecil
- 5 Alasan Lelaki Memuja Penari Telanjang
- Ini Alasan Mengapa Pria Suka Menonton Film Bokep
- 6 Manfaat Positif Tidur Telanjang
- Momen Memalukan Saat Bercinta
- Efek Buruk Masturbasi dengan Vibrator
- Jika Tahu Caranya, Orgasme Wanita Bisa Bertahan Sa...
- 12 Cara Bikin Orgasme Lebih Dahsyat
- Seks, Antara Orgasme dan Kesehatan Perempuan
- Penyebab Rasa Sakit Wanita Saat Hubungan Seks
- Kisah Pemulung Tua Penyelamat Puluhan Bayi Telantar
- Kumpulan Kata-Kata Mutiara Bung Karno
- Inilah 10 Kisah Cinta Abadi Di Dunia yang Berakhir...
- 10 Kutipan Terbaik Jose Mourinho
- Salut, Gadis Cantik Ini Profesinya Jadi Pemulung
- 8 Kode Etik Para Ksatria Samurai yang Patut kita C...
- Motivasi Untuk Mengatasi Kemalasan
- Kisah Seorang Yahudi yang Mengislamkan Jutaan Orang
- Cerita Inspiratif Kepiting Dalam Baskom
- Pengorbanan Suami untuk Istri Tercinta
-
▼
Juli
(60)