Home > Lain - Lain > Eksotisme Arsitektur Kuno di Yogyakarta
Eksotisme Arsitektur Kuno di Yogyakarta
Posted on Selasa, 24 Januari 2012 by Unknown
Selama ratusan tahun tinggal di Yogyakarta - Indonesia, Bangsa Belanda meninggalkan sejumlah bangunan bersejarah dengan arsitektur bergaya Eropa yang masih bisa Anda nikmati keindahannya hingga kini.
LOJI - Kawasan Indische Pertama di Yogyakarta
Selama ratusan tahun mendiami Indonesia, termasuk Yogyakarta, Belanda meninggalkan sejumlah bangunan bersejarah. Bangunan-bangunan itu oleh warga Yogyakarta sering disebut loji karena ukurannya yang besar dengan halaman yang luas.
Benteng Vredeburg (Loji Besar)
Bangunan benteng yang sering disebut Loji Besar atau Loji Gede itu dibangun pada tahun 1776 - 1778, hanya dua tahun berselang setelah berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, salah satu pecahan kerajaan Mataram. Benteng yang semula bernama Rustenburg itu konon sengaja didirikan di poros Kraton - Tugu agar bisa mengawasi gerak-gerik Kraton. Semasa Loji Besar masih digunakan sebagai benteng, terdapat sebuah meriam yang sengaja diarahkan ke Kraton dalam posisi siaga tembak sehingga memudahkan penyerangan. Hal itu dilakukan agar pihak Kraton mengakui bahwa Belanda memiliki kekuatan.
Benteng vredeburg tahun 1980an dan 1901
batalyon 403 tahun 1970 dan Denah Benteng
Gedung Agung (Loji Kebon)
Loji Kebon, kini dikenal dengan nama Gedung Agung. Bangunan yang juga bergaya eropa itu didirikan tahun 1824 dan digunakan sebagai Gedung Karesidenan. Halaman Loji Kebon sangat luas dan dihiasi arca-arca yang dikumpulkan para pejabat Belanda dari penjuru kota Yogyakarta. Tahun 1912, kompleks Loji Kebon dilengkapi dengan bangunan Societeit de Vereniging, tempat pejabat Belanda berdansa dengan iringan biola.
Seperti halnya Loji Besar, Loji Kebon pun juga menjadi saksi sejarah. Pembangunan gedung yang dirancang A Payen ini sempat berhenti karena Perang Diponegoro tahun 1825 - 1830 yang hampir membuat pemerintah Belanda bangkrut. Pada Masa Jepang, gedung ini menjadi kediaman petinggi Jepang bernama Koochi Zimmukyoku Tyookan. Demikian pula sejak ibukota Indonesia berpindah ke Yogyakarta 6 Januari 1946, gedung ini menjadi istana kepresidenan. Hingga kini, meski ibukota Indonesia berpindah lagi ke Jakarta, gedung ini tetap berstatus istana kepresidenan.
Seperti halnya Loji Besar, Loji Kebon pun juga menjadi saksi sejarah. Pembangunan gedung yang dirancang A Payen ini sempat berhenti karena Perang Diponegoro tahun 1825 - 1830 yang hampir membuat pemerintah Belanda bangkrut. Pada Masa Jepang, gedung ini menjadi kediaman petinggi Jepang bernama Koochi Zimmukyoku Tyookan. Demikian pula sejak ibukota Indonesia berpindah ke Yogyakarta 6 Januari 1946, gedung ini menjadi istana kepresidenan. Hingga kini, meski ibukota Indonesia berpindah lagi ke Jakarta, gedung ini tetap berstatus istana kepresidenan.
Loji Kecil
Loji Kecil yang berlokasi di sebelah timur Vredeburg kini, tetapnya wilayah Shopping hingga hampir perempatan Gondomanan. Berbeda dengan Loji Besar yang berfungsi sebagai benteng dan Loji Kecil yang berfungsi sebagai gedung pemerintahan, Loji Kecil berfungsi sebagai wilayah hunian. Di kawasan itu juga terdapat Gedung Societet Militair yang dahulu digunakan sebagai tempat para serdadu militer Belanda bersantai.
Kawasan Loji kecil merupakan pusat kawasan hunian orang Belanda pertama di Yogyakarta. Sejumlah fasilitas pendukung kini juga masih bisa dinikmati keindahannya, misalnya gereja Protestansche Kerk yang berdiri tahun 1857 (kini menjadi Gereja Kristen Marga Mulya, berlokasi di utara Gedung Agung) dan Gereja Fransiskus Xaverius Kudul Loji (bangunan lama) yang berdiri tahun 1870, berada di sebelah selatan kawasan Loji Kecil.
Kawasan Loji kecil merupakan pusat kawasan hunian orang Belanda pertama di Yogyakarta. Sejumlah fasilitas pendukung kini juga masih bisa dinikmati keindahannya, misalnya gereja Protestansche Kerk yang berdiri tahun 1857 (kini menjadi Gereja Kristen Marga Mulya, berlokasi di utara Gedung Agung) dan Gereja Fransiskus Xaverius Kudul Loji (bangunan lama) yang berdiri tahun 1870, berada di sebelah selatan kawasan Loji Kecil.
Loji Setan
Loji Setan. Dinamakan demikian karena gedung yang hingga kini tak diketahui tahun pembangunannya itu dikenal angker. Banyak orang mengatakan, pada ruang sebelah timur dan aula tengah sering terdengar suara orang minta tolong dan suara iringan musik dansa. Gedung yang kini berfungsi sebagai kantor DPRD ini menurut cerita pernah disinggahi Gubernur Jendral Raffles pada tanggal 15 Mei 1812, saat Belanda sudah berkuasa di Yogyakarta.
Loji Setan sejak beberapa lama memiliki beragam fungsi. Di masa lalu, gedung ini sering digunakan untuk tempat bermeditasi dan sebagai ruang pameran, misalnya pameran oleh Luch Bescherming Dienst pada tahun 1940. Pasca Kemerdekaan, gedung yang pada awalnya bernama Loji Marlborough ini digunakan sebagai kantor Komite Nasional Indonesia (1945 - 1949), kantor Dewan Pertahanan Negara dan penyelenggaraan sidang Kabinet (1948).
Loji Setan sejak beberapa lama memiliki beragam fungsi. Di masa lalu, gedung ini sering digunakan untuk tempat bermeditasi dan sebagai ruang pameran, misalnya pameran oleh Luch Bescherming Dienst pada tahun 1940. Pasca Kemerdekaan, gedung yang pada awalnya bernama Loji Marlborough ini digunakan sebagai kantor Komite Nasional Indonesia (1945 - 1949), kantor Dewan Pertahanan Negara dan penyelenggaraan sidang Kabinet (1948).
BINTARAN - dari Kediaman Pangeran Bintoro ke Kawasan Indische
Bintaran merupakan kawasan hunian alternatif bagi orang Belanda yang menetap di wilayah Indonesia, berkembang setelah kawasan Loji Kecil tak lagi memadai. Perkembangan Bintaran sebagai pemukiman Indische diperkirakan dimulai tahun 1930an .Umumnya, orang Belanda yang bermukim di Bintaran adalah yang bekerja sebagai opsir dan pegawai pabrik gula.
Ndalem Mandara Giri
Arsitektur bangunan ndalem tersebut merupakan perpaduan Jawa dan Belanda. Ciri Jawa terlihat dari adanya pendopo yang bahan-bahannya khusus didatangkan dari Demak pada tahun 1908. Sementara, ciri bangunan Belanda terlihat dari ruangan yang lebar dan berdinding tinggi serta jendela khas Belanda yang besar dan memiliki dua daun.Setelah ditinggalkan Pangeran Haryo Bintoro, bangunan ini sempat ditinggali oleh trah kraton lainnya. Pendopo ndalem yang cukup lebar sejak lama telah digunakan sebagai ruang pameran keris, bahkan setelah rumahnya sendiri dikosongkan sejak tahun 1997. Kini,dimanfaatkan sebagai kantor Karta Pustaka, sebuah lembaga Indonesia Belanda.
Gedung Sasmitaloka Jenderal Soedirman
Gedung Sasmitaloka Jenderal Soedirman yang bisa ditemui persis di sisi kiri jalan Jalan Bintaran. Dahulu, bangunan yang berdiri tahun 1890 itu dimanfaatkan sebagai kediaman pejabat keuangan puro Paku alam VII bernama Wijnschenk. Bangunan itu juga sempat menjadi rumah dinas Jendral Soedirman, kemudian kediaman Kompi Tukul setelah kemerdekaan.
Museum Biologi (kantor Komando Pemadam Kebakaran)
Bangunan Museum Biologi yang berada di Jalan Sultan Agung dahulu dimanfaatkan sebagai tempat tinggal pengawas militer daerah Pakualaman. Kediaman seorang warga Belanda bernama Henry Paul Sagers, kini dimanfaatkan sebagai kantor Komando Pemadam Kebakaran.
Penjara Belanda (Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan)
Bangunan bersejarah lain adalah penjara Belanda yang kini digunakan sebagai Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan.
Gereja Santo Yusuf
Gereja Bintaran didirikan atas ide orang Jawa yang merasa tidak sreg dengan cara berdoa orang Belanda. H. van Driessche. SJ, seorang keturunan Belanda Indonesia menjadi koordinator pendirian gereja yang berlokasi di ujung selatan Jalan Bintaran ini. Penamaan gereja yang berdiri tahun 1931 ini menjadi Gereja Santo Yusuf berkaitan dengan permohonan Driessche pada Santo Yusuf ketika sulit mencari lokasi gereja.
Kotabaru, Jelajah ke Kota Taman Tua
Kawasan Indische yang layak disebut sebagai salah satu wilayah paling maju di jamannya. Dibangun dengan konsep kota taman yang berpola radial, Kotabaru menjadi sebuah kawasan yang sejajar dengan Menteng, sebuah kawasan Indische di Jakarta.
Kotabaru, atau dulu disebut Nieuwe Wijk, adalah sebuah kawasan yang berkembang mulai tahun 1920 sebagai konsekuensi kian padatnya kawasan Loji Kecil. Kemajuan industri gula, perkebunan dan meningkatnya ketertarikan mengembangkan pendidikan dan kesehatan menyebabkan jumlah orang Belanda yang menetap di Yogyakarta semakin meningkat. Kotabaru menjadi kawasan hunian alternatif yang berfasilitas lengkap, sejajar dengan kawasan Menteng di Jakarta.
Jalan Kewek
alan Kewek yang menjadi gerbang selatan kawasan ini misalnya, menyimpan cerita yang cukup jenaka. Jalan berupa jembatan yang menghubungkan seberang timur dan barat Sungai Code itu sebenarnya dinamai Jalan Kerkweg, namun karena banyak orang Jawa sulit melafalkannya, namanya pun berubah menjadi Kewek. Karena berupa jembatan, jalan yang kini bernama Abubakar Ali itu juga disebut Kreteg Kewek.
Gereja Santo Antonius Kotabaru
Gereja Santo Antonius Kotabaru. Ciri khas bangunan Eropa tampak pada bangunan menara tinggi di bagian depan gereja, tiang-tiang besar dari semen cor sebanyak 16 buah, juga plafon berbentuk sungkup. Gereja yang berdiri tahun 1926 dan semula bernama Santo Antonius van Padua ini mulai berkembang saat tempat ibadah semula di rumah Mr Perquin (depan Masjid Syuhada) sudah tak mencukupi lagi.Gedung Kolese Santo Ignatius yang dulu digunakan sebagai kantor Kementrian Pertahanan
Bangunan Kuno Lainnya
Menyusuri setiap relung Kotabaru. Sederetan bangunan kuno berarsitektur Belanda akan ditemui dengan mudah. Gedung bekas Kementrian Luar Negeri yang berlokasi di simpul jalan menuju Jembatan Gondolayu, rumah Brigjend Katamso yang berada di sebelah timur Stadion Kridosono, serta bangunan gardu listrik rancangan khas Belanda.
Menyusuri setiap relung Kotabaru. Sederetan bangunan kuno berarsitektur Belanda akan ditemui dengan mudah. Gedung bekas Kementrian Luar Negeri yang berlokasi di simpul jalan menuju Jembatan Gondolayu, rumah Brigjend Katamso yang berada di sebelah timur Stadion Kridosono, serta bangunan gardu listrik rancangan khas Belanda.
Arsitektur keagamaan tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia, seni arsitektur ini berkembang pesat di Pulau Jawa. Pengaruh sinkretisasi agama di Jawa meluas sampai ke dalam arsitektur, sehingga menghasilkan gaya-gaya arsitektur yang berkhas Jawa untuk bangunan-bangunan ibadah agama Hindu, Buddha, Islam, dan sampai ke umat yang berjumlah kecil yaitu Kristen.
Arsitektur Jawa.Rumah Jawa merupakan lambang status bagi penghuninya dan juga menyimpan rahasia tentang kehidupan sang penghuni. Rumah Jawa merupakan sarana pemiliknya untuk menunjukkan siapa sebenarnya dirinya sehingga dapat dimengerti dan dinikmati orang lain. Rumah Jawa juga menyangkut dunia batin yang tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat Jawa.
Arsitektur Jawa.Rumah Jawa merupakan lambang status bagi penghuninya dan juga menyimpan rahasia tentang kehidupan sang penghuni. Rumah Jawa merupakan sarana pemiliknya untuk menunjukkan siapa sebenarnya dirinya sehingga dapat dimengerti dan dinikmati orang lain. Rumah Jawa juga menyangkut dunia batin yang tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat Jawa.
Kotagede - Saksi Bisu Berdirinya Kerajaan Mataram Islam (Abad ke-16)
Disebut Kotagede adalah karena pada zaman dahulu, kawasan ini merupakan Ibu Kota nya kerajaan Mataram Islam. Kota Gede (Gede = Besar) disebut demikian karena pada masa lalu kota ini didatangi banyak penduduk, mungkin seperti kota jakarta kalo sekarang. Maka tak heran jika kemudian di Kotagede bisa dengan mudah di temui bangunan-bangunan bersejarah sisa peninggalan kerajaan mataram yang merupakan cikal bakal kerajaan Jogjakarta. Bangunan-bangunan ini merupakan cagar budaya yang di lindungi keberadaannya.
Kotagede merupakan saksi bisu dari tumbuhnya Kerajaan Mataram Islam yang pernah menguasai hampir seluruh Pulau Jawa. Makam para pendiri Kerajaan Mataram Islam, reruntuhan tembok benteng, dan peninggalan lain bisa kita temukan di Kotagede.
Pasar Kotagede
http://blog.diansastrowardoyo.net/category/foto-jurnal/
Kompleks Makam Pendiri Kerajaan
Terdapat 3 gapura sebelum sampai ke gapura terakhir yang menuju bangunan makam. Untuk masuk ke dalam makam, harus mengenakan busana adat Jawa . Tokoh-tokoh penting yang dimakamkan di sini meliputi: Sultan Hadiwiijaya, Ki Gede Pemanahan, Panembahan Senopati, dan keluarganya.
Masjid Kotagede
Masjid Kotagede, masjid tertua di Yogyakarta yang masih berada di kompleks makam. terdapat lorong sempit di balik tembok yang mengelilingi kompleks makam
Kedhaton
3 Pohon Beringin berada tepat di tengah jalan. Di tengahnya ada bangunan kecil yang menyimpan "watu gilang", sebuah batu hitam berbentuk bujur sangkar yang permukaannya terdapat tulisan yang disusun membentuk lingkaran:
ITA MOVENTUR MUNDU S - AINSI VA LE MONDE - Z00 GAAT DE WERELD - COSI VAN IL MONDO. Di luar lingkaran itu terdapat tulisan AD ATERN AM MEMORIAM INFELICS - IN FORTUNA CONSOERTES DIGNI VALETE QUIDSTPERIS INSANI VIDETE IGNARI ET RIDETE, CONTEMNITE VOS CONSTEMTU - IGM (In Glorium Maximam).
Dalam bangunan itu juga terdapat "watu cantheng", tiga bola yang terbuat dari batu berwarna kekuning-kuningan. Masyarakat setempat menduga bahwa "bola" batu itu adalah mainan putra Panembahan Senapati. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa benda itu sebenarnya merupakan peluru meriam kuno.
Category Article Lain - Lain
Arsip Blog
-
▼
2012
(928)
-
▼
Januari
(146)
- 10 Teknik Bicara Dengan Balita
- 7 Film Superhero Wajib Tonton Di Tahun 2012
- 9 Kesalahan Yang Memperburuk Kulit Wajah
- 3 Konsep Rumah 'Go Green' yang menghasilkan energi...
- Membuat Kamera Sendiri Dengan Bahan Sederhana
- 10 Tempat Penyimpan Misteri Kehidupan Laut
- 10 Tempat Berenang Unik dan Aneh
- Montir-Montir Perkasa
- 9 fakta tentang Bill Gates (Si Pemilik Microsoft)
- Foto Telanjang (Nude Photo) Golshifteh Farahani, A...
- 10 Mobil Paling Irit 2012
- 10 Adegan Paling Sensual Dalam Film Holywood
- 4 Cara Lindungi Anak dari Bahaya Televisi
- 5 Kampanye Kreatif Tentang Go Green
- Lukisan Ilusi Optik Rob Gonsalves
- 10 Tempat Terbaik Bagi Para Pendaki
- 10 Tempat Paling Indah Di Bumi
- Gadis Sampul
- Perusahaan Internasional Menghancurkan Hutan Indon...
- Mengejutkan, 39 Persen Remaja Kota Besar Pernah Me...
- 12 Maskot Website Keren untuk Inspirasi
- 15 Tempat Yang Dilarang Dibuka Di Google Earth & G...
- Perempuan Misterius Pembela Hak Pejalan Kaki
- 10 Tempat Pendaratan Unik & Terbaik di Dunia
- Wah, Twitter akan Sensor Tweet
- Foto Foto Telanjang Nikita Mirzani Dengan Payudara...
- Eksotisme Pulau Hoga, Wisata Bawah Laut Indonesia
- Gairah Karyawanku
- Misteri Dari Simbol-Simbol Satanisme
- 4 Misteri Kutukan Seni Dunia
- 10 Hal Yang paling Aneh Yang Ada Di Luar Angkasa
- 5 Cara Menjaga Berat Badan Selalu Ideal
- Sex, Lies & Cigarettes : Film Tentang Industri dan...
- Jadilah Pribadi Yang Memaniskan Kehidupan
- Kesemek, Lebih Hebat Dari Apel
- Penyebab Angin Kencang Di Wilayah Indonesia
- Kehidupan Pengamen dan Anak Jalanan Yogyakarta
- 10 Kota Paling Romantis Buat Pacaran
- 11 Kisah Nyata Yang Mencengangkan Dunia
- Imajinasi Istriku
- Mobil Murah Sejagat Bakal Hadir di Indonesia
- 70 Fakta Unik, Menarik dan Menggelitik
- 10 peringkat teratas PARFUM dunia
- Tips Supaya Aman Berteman Dengan Mantan
- Awas, Jangan Asal Beli Bra !
- 7 Buah Langka Indonesia
- Review Kindle Fire, Sang Pesaing iPad
- Eksotisme Arsitektur Kuno di Yogyakarta
- Keong Mas, Hama Kuning Bergizi Tinggi
- Indonesia Peringkat 5 Kekurangan Gizi Sedunia
- 7 Cara Menentukan Goal Dalam Hidup
- Inilah Tanda-Tanda Akan Kiamat Besar Dunia !!!
- Rahasia Dari Trending Topics Di Twitter
- Melihat Gokilnya Tentara Sedang Iseng
- Lima Destinasi Spa Terbaik di Dunia
- Ini Dia 5 Tanda-tanda Orang yang Mau Kentut
- Chrometophobia, Ketakutan Terhadap Uang
- 10 Peradaban Dunia Yang Paling Mengerikan Dalam Se...
- Awas! Tiup Balon Ternyata Berbahaya
- Mengintip Tradisi-tradisi Unik Perayaan Imlek
- Sebelum Tabrakan Maut Terjadi, Afriani Susanti Sem...
- Kulit Putih Kakak Pacarku
- Misteri Foto 3 Orang di Cover DVD Windows Vista
- 10 Fakta Bobroknya Perekonomian Amerika
- Awas Minuman Soda Bisa Membunuh Anda…!!
- 6 Penyebab Kemacetan Paling Menyebalkan
- Perbedaan Antara GSM dan CDMA Serta Kelebihan dan ...
- Misteri Denyut Jantung Lukisan Presiden Soekarno
- 7 Kebiasaan Unik Wanita Ketika Di Toilet
- Wah..Politisi RI Masuk Daftar 7 Politisi Dunia yan...
- Posisi Tidur Terbaik Dan Terburuk
- Badoo ; Jejaring Sosial untuk Cari Pasangan Seks, ...
- Pelajaran Hidup Dari Seorang Tukang Es Tebu Yang M...
- Hati-Hati Bila Makan Mie Goreng Karena Ada Mie yan...
- Penyesalan Tiada Akhir
- 3 Hal Penting yang Harus Kamu Ketahui Soal P3K
- Pengemis, Si Miskin yang Patut Dikasihani Atau Si ...
- Cara Mudah Berhenti Merokok Tanpa Stres
- 10 Mitos Ilmiah Yang Konyol Dan Faktanya
- 7 Pertanyaan Ilmiah yang Belum Bisa Dijawab oleh I...
- 9 Tips PDKT yang Bisa Dipelajari dari Binatang
- 5 Manfaat Makan Makanan Pedas
- Survei: Tak Ada Pria Sempurna
- Blunder Salah Email, Bos Perekrut Malah Kehilangan...
- Inilah Sejarah Kata "UNYU" Di Dunia Maya
- Rahasia Menarik dibalik Kehebatan Air Zam-Zam
- Mantanku Kawan Suamiku
- Agar Parfum "Menempel" Lebih Lama
- Inilah Asal - Usul Tentang 8 Jam Kerja/ Hari
- Ternyata Seks Bisa Atasi 5 Masalah Kesehatan Ini
- Sejarah Gerakan ZIONIS - Israel
- 11 Negara Yang Memiliki Cadangan Minyak Terbanyak ...
- Pilih Mana : Kekayaan, Kesuksesan atau Cinta ?
- Supir Jahanam dan Ai Ling
- Google Maps Kembali Temukan Pangkalan Uji Coba Pes...
- Waspada! Jika Anda Suka Roti Tawar
- Indahnya Pemandangan Laut Mati Dari Udara
- Inilah 6 Cara Langsing dengan Olahraga Ala Seleb H...
- 10 Kisah orang Bodoh yang Akhirnya Sukses
- Foto-foto kreatif untuk menyatakan “I LOVE U”
-
▼
Januari
(146)