Home > Konspirasi Dunia > Freeport Adalah Proses Penjajahan Papua Indonesia
Freeport Adalah Proses Penjajahan Papua Indonesia
Posted on Sabtu, 30 Juni 2012 by Unknown
Sebuah artikel yang cukup menarik ditulis oleh seorang pengagum Adolf Hitler. Penulis mengaku sangat tertarik dengan dunia intelijen dan pernah atau masih sedang mencoba menembus lembaga intelijen di Indonesia. Seorang muda yang kreatif dan berhasil mendapatkan coretan bocoran analisa intelijen berkat kecerdikannya.
Saya rasa cukup adil untuk mempercayai pengakuannya telah berhasil memperoleh sejumlah tulisan analisa intelijen dari kantor BIN. Mengapa saya percaya? tidak lain karena saya tahu persis kelemahan BIN yang bisa diibaratkan gudang analisa yang sangat rahasia namun dipelihara bagaikan tempat sampah. Dokumen berserakan tanpa ada prosedur penghancuran atau penyimpanan yang memadai, anggota-anggotanya yang oleh penulis (Abwehrmeister) disebut sebagai punggawa pejaten pada umumnya sudah melupakan prinsip internal security dan cenderung semborono. Kondisi inilah yang memudahkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kelemahan tersebut untuk tujuan yang macam-macam.
Saya jadi ingat perbincangan dengan mantan Kepala BAKIN (KABAKIN) almarhum Letjen (purn) Z.A. Maulani ketika beliau masih bertugas di kantor Sekretariat Wakil Presiden. Menurut beliau laporan BAKIN seperti garbage in garbage out. Menyedihkan sekali bukan?
Isi sebuah laporan intelijen barangkali biasa saja dan bersifat rutin, tetapi karena ia dibuat oleh lembaga intelijen maka tidak selayaknya diperlakukan seperti kertas bungkus pisang gorang.
Tentu perspektif di atas tidak bersifat general, karena masih ada junior-junior saya yang sekarang naik dalam level eselon 1 dan 2 yang benar-benar menjaga prinsip internal security dan berhasil menjalankan tugas dengan begitu baiknya. Untuk figur-figur yang tegas dan punya komitmen tinggi dalam tugas maka tidak ada celah bagi kesembronoan. Dari sisi unsur militer juga demikian ada yang sangat profesional dan ada yang sembrono. Mudah membedakannya unsur militer yang masuk BIN hanya ada dua macam, pertama adalah mereka yang sangat dibutuhkan karena kemampuannya dan kedua adalah mereka yang mengemis segala cara kepada Kepala BIN agar diberikan jabatan karena di militer karirnya tamat.
Kebobrokan organisasi BIN maupun BAIS inilah yang melahirkan seorang Senopati Wirang yang harus menanggung MALU menuliskan BLOG I-I berdasarkan pada pengalaman pahit bertahun-tahun. Pernah saya menulis surat kaleng kepada Presiden Suharto...hasilnya malah pembersihan organisasi dan ancaman-ancaman. Memang saya bukan Ksatria yang terang-terangan menantang sistem, tetapi apalah artinya perjuangan satu suara yang lemah ini. Saya sudah menyaksikan banyak korban berjatuhan bahkan seorang sahabat ada yang sampai di Penjara dan seorang Jenderal Yoga Soegama hanya sempat minta maaf di depan mayatnya setelah sahabat saya sakit sekian lama. Setidaknya sejak saya bergabung dengan Intelijen Tempur, Intelijen Strategis dan Intelijen Sipil dan sampai masa akhir hidup saya ini belum ada yang menyadari siapa saya.
Ah pengantarnya jadi terlalu banyak, habis saya kesal dengan sistem pengamanan yang amat sangat buruk di institusi intelijen Indonesia.
Silahkan disimak artikel dari seseorang yang sangat memimpikan dirinya menjadi seorang agen intelijen.
------------------------------------------------------------------------------------------------
GRAND DESIGN AMERIKA SERIKAT TERHADAP PAPUA
oleh: ABWEHRMEISTER
Menarik kita amati perkembangan kasus Papua, yang diawali dari kasus Abepura (yang menuntut ditinjau ulangnya kontrak karya antara PT.Freeport Indonesia dan pemerintah RI) dan kasus pemberian visa tinggal sementara oleh Australia bagi puluhan orang aktivis Papua Merdeka yang menyatakan adanya genocide di Papua. Mari kita coba mengamati secara lebih seksama kedua kasus tersebut.
1. Tuntutan peninjauan ulang kontrak karya antara pemerintah RI dan PT.Freeport Indonesia.
Hal ini mulai mendapat perhatian publik setelah terjadi demo besar-besaran oleh sebagian besar unsur masyarakat Papua (baik di Papua maupun di Jakarta) yang menelan korban dari aparat dan dari masyarakat. Mereka menuntut di tinjau ulangnya kontrak karya pengolahan Sumber Daya Alam yang dilakukan PT.Freeport Indonesia, sebuah perusahaan Amerika Serikat. Tuntutan ini dikarenakan selama ini PT.Freeport Indonesia dinilai lalai dalam menangani masalah lingkungan hidup dan PT.Freeport Indonesia dirasa tidak memberi dampak positif secara signifikan kepada masyarakat asli Papua. Hal ini diperkuat oleh adanya laporan dari Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia yang menyatakan bahwa (pada intinya) telah terjadi degradasi/penurunan kualitas lingkungan hidup di Papua, yang apabila dibiarkan terus menerus akan sangat merugikan Indonesia. Beberapa tokoh politisi dan parlemen Indonesia belakangan angkat bicara dan mengakomodir keinginan masyarakat Papua melalui parlemen. DPR mendesak pemerintah untuk meninjau ulang kontrak karyanya dengan PT.Freeport Indonesia. Hanya sayang sikap DPR ini hanya melalui pernyataan-pernyataan tokohnya secara parsial, bukan sikap resmi DPR secara institusional sebagai lembaga parlemen Indonesia. Tanpa perlu menjadi seorang expert, kita bisa melihat adanya gangguan terhadap kepentingan Amerika Serikat di Indonesia. Bisa dibayangkan berapa besar kerugian yang dialami PT.Freeport Indonesia (baca: Amerika Serikat) apabila peninjauan ulang kontrak karya tersebut benar-benar terjadi. Sebenarnya peninjauan ulang kontrak kerja sama merupakan HAK Indonesia sebagai negara yang berdaulat penuh atas Papua. Ditinjau dari segi hukum (tentunya hukum Indonesia), pembaruan suatu perjanjian dimungkinkan untuk dilakukan sebelum habis masa berlaku perjanjian tersebut apabila ada hal-hal yang secara prinsipil melanggar UU. Ketentuan ini bisa kita lihat dari pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia (BW) yang menyatakan sebagai berikut :”semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik.”
Dari uraian pasal tersebut diatas nampak jelas bahwa suatu perikatan hukum (baca: perjanjian) dapat ditarik kembali (atau diperbarui) apabila mendapat kesepakatan dari kedua belah pihak dan atau pelanggaran terhadap UU yang berlaku. Dalam hal ini UU No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Posisi pemerintah dalam hal ini sebenarnya sangat kuat baik secara de facto maupun secara de jure. Pemerintah tidak perlu takut terhadap pencitraan buruk Indonesia di luar negeri. Saya yakin banyak putera-puteri Indonesia yang ahli dalam bidang komunikasi dan pencitraan diri. Masih banyak investor asing lain yang mau menanamkan modalnya di Papua. Dalam kasus ini PT.Freeport Indonesia (baca:Amerika Serikat) jelas-jelas merasa terancam dan merasa terusik posisinya di Indonesia. Logikanya, pasti mereka akan memberikan reaksi yang kita tidak tahu entah apa. Melihat arah kebijakan luar negeri AS yang kental nuansa kapitalisme (baca: kolonialisme) yang dilatar belakangi sumber daya alam (Irak, Blok Cepu, Amerika Latin),bisa dipastikan mereka akan mempertahankan kepentingannya dengan segala cara. Pengalaman kita pada masa pemerintahan Soekarno, dimana AS berencana untuk menduduki Indonesia melalui skenarionya membumi hanguskan CALTEX di Riau untuk kemudian mendarat dan menguasai Indonesia. Kejadian itu pada masa pemberontakan PRRI-PERMESTA pada zaman pemerintahan Soekarno. Saya merasa bersyukur skenario tersebut gagal total dan akhirnya mencoreng muka AS. Bukan tidak mungkin AS akan mempertahankan kepentingannya dengan cara-cara yang sama atau sama sekali baru yang tidak kita duga sebelumnya. Kita harus dapat mengantisipasi potensi-potensi ancaman dimasa datang. Untuk tujuan itulah tulisan ini saya buat.
2. Kasus pemberian visa tinggal sementara oleh Australia terhadap aktivis separatisme Papua.
Kasus ini membuat hubungan bilateral Indonesia – Australia kembali memanas. Indonesia menarik kembali dubesnya, sementara dubes Australia dipanggil Menlu RI untuk menjelaskan sikap pemerintahan Australia. Untuk yang kesekian kalinya hubungan Indonesia – Australia menegang. Masih segar dalam benak rakyat Indonesia bagaimana peran aktif Australia dalam kasus lepasnya Timor-Timur dari pangkuan ibu pertiwi. Belakangan diketahui bahwa motif utama Australia dalam mensponsori kemerdekaan Timor-timur adalah celah timor yang ditengarai kaya akan minyak. Sobat kental AS ini nampaknya telah belajar banyak dari sohibnya itu. Pemberian suaka dan visa tinggal tersebut jelas-jelas tidak mencerminkan sikap dukungan Australia terhadap kedaulatan wilayah NKRI, seperti yang selama ini berulang kali mereka utarakan kepada berbagai media dunia. Sikap mereka ini menunjukkan bahwa mereka memberi dukungan kepada elemen-elemen separatisme di Indonesia. Hal ini dapat diketahui dari adanya dukungan berupa moril dan materiil dari berbagai parpol Australia terhadap pihak separatis Papua (sebagaimana tercantum dalam temuan data dan fakta yang dibawa oleh tim parlemen Indonesia yang akan sowan ke Australia). Terlebih lagi kita memiliki pengalaman pahit pada masa lalu dalam kasus lepas nya Timor-Timur dari NKRI. Apakah kita akan jatuh dalam lubang yang sama untuk yang kedua kalinya? Saya yakin bahwa ini adalah suatu skenario yang disusun bersama antara Australia dan AS dengan tujuan untuk mengambil alih sumber daya alam yang terdapat di Papua. Indikasinya adalah Australia begitu mengekspos penindasan yang dialami oleh para aktivis separatisme Papua (versi mereka tentunya). Bahkan mereka menuduh telah terjadi genocide di bumi Papua. Ini adalah suatu tuduhan serius yang tidak berdasar. Serius karena istilah genocide merupakan salah satu pelanggaran HAM berat, setara dengan yang dilakukan oleh NAZI Jerman. Tidak berdasar karena tuduhan tersebut tanpa disertai data, fakta dan bukti yang kuat dan meyakinkan. Ini adalah bagian dari skenario panjang AS dan Australia untuk merebut sumber daya alam Indonesia. Selama ini Amerika dikenal sebagai agresor yang mengabaikan norma-norma apapun dalam menjaga kepentingannya diberbagai penjuru dunia. Tidak perlu legitimasi, tidak perlu ada bukti yang kuat, dan sering kali mengabaikan PBB.
3. Alternatif penyelesaian masalah.
Berkali-kali Australia menginjak-injak harga diri dan martabat bangsa Indonesia. Penangkapan nelayan Indonesia, pelanggaran kedaulatan Indonesia di udara oleh AU Australia (boleh tanyakan pada saudara-saudara kita di AURI), lepasnya Tim-tim dari NKRI, pemasangan instalasi rudal yang dapat menjangkau wilayah NKRI, dan sekarang dukungan secara terang-terangan terhadap elemen separatisme Papua (pihak parlemen Indonesia dan kalangan intelijen pasti tahu lebih banyak). Kita semua pasti mahfum bahwa kita tidak bisa berharap banyak dari PBB. Sudah banyak kejadian yang menunjukkan bahwa PBB tidak memihak kepada rasa keadilan masyarakat internasional dan didalam tubuh PBB sendiri ada perbedaan perlakuan terhadap negara-negara anggotanya. Masih adanya hak veto bagi beberapa negara menunjukkan hal ini. Padahal hak veto tersebut sangat tidak relevan dan sangat mencederai asas persamaan kedudukan negara-negara yang berdaulat di dunia. Tidak akan pernah tercapai susunan dunia yang adil, merata dan sejahtera bila PBB (sebagai organisasi internasional yang utama) masih tidak berubah. Sikap Indonesia yang menarik kembali duta besarnya di Australia mencerminkan adanya perhatian yang serius dari pemerintah RI. Kita harus menata ulang kembali hubungan bilateral kita dengan Australia. Saya menyarankan beberapa alternatif penyelesaian disini, yaitu :
§ Secara eksternal
- Melakukan komunikasi bilateral dengan Australia melalui saluran diplomatik secara lebih intensif dan komprehensif dalam konteks Papua
- Mencari dukungan dalam berbagai forum internasional terhadap keutuhan kedaulatan wilayah NKRI (negara-negara Asia-Afrika, ASEAN, PBB,dll)
- Memberikan penjelasan kepada masyarakat internasional bahwa apa yang terjadi di Papua adalah murni masalah intern dalam negeri Indonesia, bahwa tidak ada peristiwa pelanggaran HAM berat (genocide) yang terjadi di bumi Papua seperti yang dituduhkan para aktivis separatisme Papua, bahwa apa yang dilakukan Australia adalah bentuk sikap bermusuhan dan melegalisasi tuduhan pelanggaran HAM berat di Indonesia, bahwa sikap Australia tersebut merupakan suatu bentuk ancaman terhadap kedaulatan sah suatu negara yang dapat menimpa negara mana saja di dunia dan merupakan preseden buruk dimasa datang.
§ Secara internal
- Melakukan pengusutan tuntas terhadap kasus kerusuhan Abepura, Papua.
- Merangkul semua elemen masyarakat Papua untuk bersama-sama mencari solusi yang terbaik bagi bangsa dan negara RI (hal ini lebih sulit dalam hal implementasi di lapangan).
- Mencari bukti keterlibatan asing dalam kasus Papua.
- Para pemimpin bangsa ini agar tidak serta merta mengeluarkan pernyataan yang bersifat tuduhan yang menyudutkan saudara sebangsa sendiri (politisasi). Akan lebih baik jika kita memfokuskan perhatian dan stamina kita untuk mengantisipasi ancaman dari luar. Kasus ini adalah murni masalah harga diri dan martabat Indonesia, tidak perlu kita larut dalam kepentingan politik sesaat.
- Melakukan pemberdayaan intelijen nasional baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal ini sangat penting artinya untuk menangkal ancaman-ancaman baik dari dalam maupun dari luar. Sebagai contoh, pembentukan aturan hukum yang jelas bagi kalangan intelijen nasional lebih urgent ketimbang RUU APP misalnya.
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat, paling tidak, menimbulkan kesadaran berbangsa dan semoga dalam tataran lebih luas dapat memberikan alternatif wawasan dalam menanggapi sikap Australia. Semoga Tuhan YME melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Amin !!
sumber : http://jogora.blogspot.com/2010/09/papua-indonesia-freeport-adalah-proses.html
Category Article Konspirasi Dunia
Arsip Blog
-
▼
2012
(928)
-
▼
Juni
(110)
- Seputar Supersemar Dan Kontroversinya
- Skandal PT Petral dengan Menteri BUMN
- Freeport Adalah Proses Penjajahan Papua Indonesia
- PT Freeport : Kerugian Negara & Kemiskinan Masyara...
- Presiden SBY dan Simbol-Simbol Yahudi
- Ada Konspirasi Besar dibalik Pemerintahan SBY
- Dokumen Rahasia Amerika akan Hancurkan Makkah dan ...
- Bukti Kasus Konspirasi Kebohongan tentang Kelangka...
- Program Illuminati Dibalik Kebohongan Keterbatasan...
- Banyak Tokoh Nasional Terindikasi Agen Israel
- Aneka Ragam Orang Lucu
- Inilah Kegiatan Superhero di Bulan Ramadhan
- Foto-foto Lucu Film Harry Potter Hasil Editan
- Ternyata Semua Presiden Indonesia Melanggar Pancasila
- Cara Terlihat Keren di Profile Picture
- 18 Rambu Paling Konyol dan Lucu di Seluruh Dunia
- Ini Dia Tipe-Tipe Jomblo
- 25 Kasus Paling Gila & Konyol Di Dunia
- Adegan-Adegan Dalam Sinetron yang Bikin NGAKAK
- Dokumen Rahasia CIA Tentang Rencana Serangan Ameri...
- 10 Tempat Yang Paling Menyeramkan Di Jakarta
- Cerita Misteri Makam Gantung di Blitar
- Cerita Horror Paling Menakutkan di Dunia
- Sejarah Asal Usul Pocong
- Tanda-Tanda Rumah Dihuni Hantu
- Penampakan Hantu di Pub Bikin Heboh Dunia Maya
- Ini Jenis Susuk yang Biasa Dipakai Artis Indonesia
- Misteri keris Kyai Nogo Siloeman milik Pangeran Di...
- Penampakan Hantu Leher Panjang Muncul di Yogyakarta!
- Foto Makam Keramat Mbah Salak Sebelum dan Usai Hancur
- Kompilasi Fotografi Yang Akan Membuat Mata Anda Te...
- Mural dan Graffiti Tembok Jalanan yang Sangat Terk...
- Desain-Desain Iklan dengan Wajah Tersembunyi
- 15 Potret Jalanan yang Sangat Inspirasional
- 15 Desain Logo yang Mengandung Unsur Pornografi
- Ayah Kreatif yang Memotret Anaknya Dengan Cara Unik
- 50 Fotografi Lanskap Paling Indah dari Penjuru Dunia
- Kumpulan Tatto 3D yang Sangat Mengagumkan
- 25 Iklan Cetak Paling Segar dan Kreatif
- 33 Foto Dengan Momen yang Sempurna
- 4 Masalah Seks ini 'Hantui' Wanita
- Misteri Pulau Eugene, Pulau dengan Cadangan Minyak...
- 10 Catatan Memalukan Timnas Indonesia Sepanjang Se...
- 33 Bangunan Paling Aneh di Seantero Dunia
- 5 Judul Film Dengan Ending dan Soundtrack Terbaik
- Waspadai Interaksi Yang Berbahaya Antara Obat Dan ...
- 25 Bintang Bokep Jepang Akan Tur Asia !!
- 10 Agen Rahasia Wanita Paling Terkenal Sepanjang S...
- Dampak Media Sosial di Kalangan Remaja dan Dewasa
- 8 Tips Ringan Menghemat Energi & Menjaga Lingkungan
- Dampak Fatal Sering Masturbasi Atau Onani
- 4 Trik Menggaruk Toket Secara Diam-diam di Tempat ...
- 10 Orang Kaya yang Pernah Dipecat Sebelum Sukses
- 10 Potret Kesederhanaan Presiden Mahmoud Ahmadinejad
- Inilah Keajaiban Matematika yang Belum Kamu Ketahui
- Beberapa Orang Yang Mengharumkan Nama Bangsa Indon...
- #Cleavageunite2 Kontes Buah Dada yang Menggelegar
- Inilah Bedanya Pekerja Dengan Pengusaha
- Presiden Amerika Yang Penuh Kegagalan
- Sejarah Keyboard Komputer Q W E R T Y
- 10 Pengobatan yang Tidak Umum Dilakukan Yang di Pe...
- Ini Alasan Kenapa Pria Rela Bayar Demi Seks
- Sesumbar dan Strategi 'Busuk' Foke
- Hal Yang Akan Terjadi Kalau Kita Nggak Pacaran
- 10 Film Horror Nasional Terseram (2000 - 2012)
- Tips Jaga Kondisi Saat Begadang Nonton Bola
- Heidi Hankins, Gadis Cilik Penerus Albert Einstein
- 9 Tempat Sebagai Pelarian Galau dan Stres
- Tips Pintar Mengemudi Hemat BBM
- 8 Wanita Tersukses di Dunia Teknologi
- Inilah 8 Penyebab Kiamat Versi Ilmuwan
- Sinyal-Sinyal Wanita Ingin Bercinta
- Tips Aman Kentut di Depan Umum
- Mengungkap Kebenaran Legenda Putri Duyung di Dunia...
- Kumpulan Foto Perubahan Jakarta dari Tahun ke Tahun
- Sisi Gelap Program Antariksa Amerika Terungkap
- 5 Makanan yang Membuat Kamu Selalu Awet Muda
- Trik Cara Mudah Membersihkan Laptop
- Daur Ulang Plastik, Selamatkan Bumi
- Kisah Seorang yang Bergairah Hidup Meski Tanpa Kak...
- Mulai Semester Besok Ada Mata Pelajaran Pendidikan...
- Berdiri, Posisi Senggama yang Harus Dihindari
- 7 Tips Biar Tweet-mu di Diretweet
- Inilah Kebohongan Reality Show Indonesia
- Menguak Misteri Keanehan Kulit Biru
- 10 Posisi Ber-Gaji Paling Tinggi Di Industri FILM
- Fakta Menarik Seputar EURO 2012 yang Belum Kamu Ke...
- 15 Hal yang Kamu Tidak Ketahui Tentang Berciuman
- Inilah Wanita yang Mengoprasi Tubuhnya Supaya Sepe...
- Trik Mengusir Bau Napas yang Tidak Sedap
- Mukjizat Pernikahan
- Inilah Alasan Wanita Tak Suka Pakai Kondom Saat Be...
- 10 Film Bertemakan Teknologi Yang Wajib Kamu Tonton
- Sosok Hantu Terekam Kamera Ponsel di Subang
- Seksinya Kekasih Cristiano Ronaldo Saat Lepas Baju...
- 10 Efek Buruk dari Facebook
- Pulau XXXX, Pulau Khusus Pria di Australia!
- Tips Cara Setting BlackBerry Menjadi Modem
- Daftar Lowongan Kerja Paling Aneh Di Dunia
- Ngakak Sejenak Dengan Cerita Kocak
-
▼
Juni
(110)