Gadget Lebih Kejam daripada Pembunuhan

Ternyata gadget itu kejam bahkan lebih kejam daripada pembunuhan. Gara-gara gadget, seorang istri sampai kehilangan sosok suami tercinta. Demikian pula seorang anak, sempat linglung disebabkan kehilangan figur sang ayah. Ternyata yang berperan besar mengantarkan rumah tangga berantakan adalah gadget berupa hand phone.


Awal kejadiannya bermula dari SMS seorang laki-laki yang sudah punya istri dan anak, sebut saja namanya Yanto. Ia mengirim SMS kepada seorang wanita bahenol yang parasnya cukup cantik, tetapi sudah punya suami. Sebut saja namanya Ibu Tuti. Meski sudah membina rumah tangga bertahun-tahun lamanya, tetapi Allah belum memberikan keturunan. Jelasnya belum punya anak.

SMS yang ditulis Yanto kepada Ibu Tuti sebenarnya bertujuan membantu supaya bisa cepat memiliki momongan, tapi dengan cara yang salah, bejat dan sesat. Isi SMS-nya antara lain menyebutkan, “Tuti, kamu sampai saat ini belum punya anak karena suamimu mandul. Kamu mau saya bantu? Kalau mau, saya akan segera ke rumahmu. Kalau dengan saya, sekali saja pasti kamu hamil,” kata Yanto dalam rayuan gombalnya.
Sialnya, Ibu Tuti pada saat itu sedang tidak ada di rumah, karena ada keperluan penting yang harus segera diselesaikan. Celakanya, HP-nya yang biasanya sering dibawa ke mana-mana, saat itu ketinggalan di rumah. Sang suami yang biasanya bekerja, pada hari itu sedang ada di rumah. Mendengar HP bordering, sang suami langsung membukanya. Betapa kagetnya dia saat membaca SMS tersebut yang isinya ajakan selingkuh berbuat mesum.

Sang suami penasaran dan ingin tahu siapa sebenarnya yang tega-teganya ingin mengganggu sekaligus merusak ketentraman dan keharmonisan rumah tangganya. Dengan hati kesal, dongkol, dan menahan amarah, ia balas SMS tersebut. “Silahkan saja datang ke ruamah, kebetulan suami saya lagi kerja. Saya memang sudah lama pengen punya anak.”


Sambil menunggu kedatangan Yanto, Suami dari Ibu Tuti ini sudah menyandingkan golok di tangannya. Ia sudah niat dan bertekad ingin menggorok batang lehernya Yanto. Tapi rupanya Allah masih melindungi dirinya. Saat akan mengetuk pintu, Yanto melihat dengan jelas ada sosok seorang laki-laki yang dikenalnya ada di rumah itu.

Seketika ia berbalik arah, sang suami langsung mengejar dengan mengacungkan golok. Untung saja pada saat itu banyak orang di jalan yang melerai dan menghalanginya, sehingga tidak terjadi pertumpahan darah. Tapi akibatnya, sampai saat ini Yanto tidak pernah kembali ke rumah, karena malu. Sementara istrinya kehilangan sosok suami tercinta dan sang anak tidak bisa lagi minta uang jajan pada ayahnya.
Rupanya Yanto masih tetangga dekat dengan Ibu Tuti. Bahkan masih ada hubungan famili. Tak heran kalau Yanto tidak kuat menahan malu, sehingga ia lebih memilih kabur dan tidak mau kembali lagi ke rumahnya. Alasan kuat lainnya, karena kalau kembali ke rumahnya, dikhatirkan nyawanya melayang. Daripada mati konyol, ia lebih memilih tidak kembali ke rumahnya dengan resiko kehilangan istri dan anak-anaknya.
Sebenarnya masih banyak lagi dampak negatif dari kehadiran gadget, seperti kasus anak sekolah yang mengintip teman wanitanya yang sedang di kamar mandi lalu direkam menggunakan HP-nya. Kalau kita menyebutkan sisi buruknya, memang tidak ada habis-habisnya. Tapi sisi positifnya juga tidak kalah banyaknya.

Dengan HP di tangan sang anak, seorang ibu bisa mengontrol anak gadinya ada di mana dan dengan siapa dia bergaul? Seorang ibu juga bisa mengingatkan kepada anaknya, sudah dimakan belum obatnya setelah makan siang tadi? Orang tua juga bisa mengingatkan kepada anak-anaknya melalui HP, sudah shalat belum?
Rupanya gadget itu seperti api, bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia tetapi juga bisa membahayakan kalau ceroboh dan lalai menggunakannya. Rupanya gadget itu seperti pisau, bisa bermanfaat jika dipegang ibu rumah tangga untuk keperluan di dapur, tetapi juga bisa membahayakan keselamatan orang jika berada di tangan penjahat. Oleh karena itu gunakanlah gadget dengan cerdas dan bijak.

 SUMBER


Category Article

What's on Your Mind...