18 Tips Sukses dari Richard Branson



Richard Branson medirikan Virgin pada tahun 1970 saat berumur 20 tahun, dan tidak pernah melihat ke belakang lagi.

Dia adalah satu-satunya entrepreneur yang sudah membangun delapan perusahaan berbeda bernilai milyaran dolar dalam delapan industri berbeda, dan dia melakukan semua itu tanpa latar belakang pendidikan bisnis.

“Saya selalu penasaran dengan apa yang akan terjadi pada hidup dan karir saya sekarang jika saya mengejar pendidikan cukup lama untuk mempelajari apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam bisnis.” Seperti yang ditulisnya dalam buku barunya, Like a Virgin: Secrets They Won’t Teach You at Business School.

Kami sudah merangkum beberapa tips terbaik dari bukunya di sini.

Jangan lakukan jika Anda tidak menyukainya.

Menjalankan sebuah bisnis memerlukan banyak darah, keringat, air mata, (serta kafein). Tapi pada akhirnya, Anda sudah membangun sesuatu yang bisa Anda banggakan.

Branson berkata, “Saat saya memulai Virgin dari sebuah basement di London barat, tidak ada rencana atau strategi yang hebat. Saya tidak bertujuan untuk membangun kerajaan bisnis. Untuk saya, membangun sebuah bisnis adalah melakukan sesuatu yang bisa dibanggakan, mengumpulkan orang-orang hebat dan menciptakan sesuatu yang akan benar-benar membuat perubahan dalam hidup orang lain.”

Jadilah seorang yang narsis dan sering terlihat.

Branson menerima beberapa nasehat saat membangun Virgin Airlines dari Sir Freddie Laker, seorang raja di British Airline.

“Pastikan Anda muncul di halaman pertama dan bukan halaman belakang,” kata Laker. “Anda harus pergi keluar sana dan menjual diri sendiri. Bersikaplah konyol, atau apapun yang diperlukan. Jika tidak, Anda tidak akan bertahan.”

Branson selalu berkelana dan bertemu dengan sebanyak mungkin orang. Hal ini yang dia klaim bisa memberikan beberapa ide dan usulan terbaik untuk bisnisnya.

Pilih nama Anda dengan bijak.

Nama dan brand yang unik yang digunakan Virgin adalah salah satu hal yang mensukseskan perusahaan tersebut. Branson memastikan nama ‘Virgin’ merepresentasikan sebuah value (nilai tambah), pelayanan lebih, dan pendekatan yang fresh dan ‘sexy’.

Branson berkata bahwa dia sering ditanyai tentang asal usul nama Virgin. “Satu malam, saya sedang mengobrol dengan sekumpulan gadis berumur 16 tahun, kami membicarakan nama untuk sebuah toko piringan hitam,” katanya “Banyak ide yang muncul, dan karena kami semua masih hijau dalam dunia bisnis, seseorang mengusulkan nama Virgin. Terdengar fresh dan beresiko, lalu karena kami pikir bisa mengundang perhatian, kami menggunakan nama itu.”

Anda tidak bisa menjalankan bisnis tanpa mengambil resiko.

Salah satu ajaran yang dia sukai tentang resiko bisnis: “Orang yang berani mungkin tidak akan hidup selamanya, tapi orang yang hati-hati tidak hidup sama sekali!”

Setiap bisnis memiliki resiko. Bersiaplah untuk dijatuhkan, tapi kesuksesan jarang datang jika Anda bermain aman. Anda mungkin gagal, tapi Branson berani berkata bahwa “tidak ada yang namanya kegagalan total.”

Kesan pertama adalah segalanya. Begitu juga dengan yang kedua.

Kesan pertama yang Anda buat di hadapan pelanggan kemungkinan adalah saat Anda mendapatkan mereka. Kesan pertama sangatlah penting, kata Branson, tapi yang kedua juga sama pentingnya.

Saat kedua kali seorang pelanggan menghubungi Virgin, pastilah karena dia memiliki masalah dengan produk atau jasa yang dimilikinya. Cara Anda mempresentasikan diri dan brand Anda dalam situasi ini berpengaruh besar pada cara brand Anda mempertahankan relasi pelanggan yang bagus dan menghadapi hambatan.

Kesempurnaan tidak bisa dicapai.

“Ada masalah besar saat seseorang merasa sudah menyempurnakan sesuatu,” kata Branson. “Saat mereka percaya bahwa mereka ‘berhasil’, kebanyakan orang akan cenderung duduk tenang saat orang lain berusaha keras untuk memperbaiki kinerja.”

Untuk alasan ini, Brandson tidak pernah memberikan nilai 100 pada hasil kerja siapapun. Dia percaya bahwa sebagus apapun sesuatu, pasti masih ada ruang untuk perkembangan.

Pelanggan selalu benar, atau setidaknya sebagian besarnya.

Pelanggan selalu benar, kecuali mereka salah. Mereka juga manusia tentunya. Opini pelanggan Anda adalah sesuatu yang penting, tapi Anda “tidak boleh membangun sistem pelayanan pelanggan atas dasar pikiran bahwa organisasi Anda tidak akan pernah mempertanyakan semua yang dikatakan klien.” Kata Branson.

Branson memperingatkan bahwa banyak entrepreneur yang berpikir bahwa saat mereka membuat customer service dengan prinsip “pelanggan selalu benar” maka bisnis mereka akan berkembang. Hal ini hanya kadang-kadang benar. Berhati-hatilah agar tidak merusak hubungan dengan klien atau staff karena aturan pelayanan pelanggan Anda.

Tetapkan brand Anda.



Saat ingin menetapkan brand Anda, Branson menasehati para entrepreneur agar melakukan hal sebaliknya dari apa yang dia lakukan dengan Virgin, di mana Virgin melakukan ekspansi ke segala arah. Memang benar bahwa Virgin berkembang ke dalam berbagai industri, Branson menyatakan bahwa sebenarnya perusahaanya berfokus pada satu hal: “Menemukan cara baru untuk membantu orang-orang mendapatkan hidup yang baik.”

Tetaplah berpegang pada hal yang Anda kuasai. Sedikit berjanji dan berikan lebih dari yang Anda janjikan. Karena jika Anda tidak menetapkan brand Anda, maka kompetitor Anda yang akan melakukannya.


Eksplorasi daerah yang belum dipetakan.

Branson membandingkan eksplorasi wilayah baru dalam bisnis dengan mengeksplorasi wilayah baru dalam sains dan geografi.

“Kami akan menemukan spesies baru dan lebih mengerti daerah-daerah yang dalam,” kata Branson.

Terjemahan dalam bahasa bisnis: Masih ada banyak hal diluar sana yang belum ditemukan, diketahui, dan dicapai. Mengeksplorasi daerah kecil dan asing bisa menciptakan ide dan inovasi baru.

Berhati-hatilah dengan lingkungan “kita vs mereka.”

Sebuah tempat kerja harusnya merupakan tempat bos dan karyawannya berkomunikasi dengan baik dan bekerjasama menuju tujuan yang sama. “Jika pekerja tidak mengasosiasikan diri mereka dengan perusahaan dengan kata ‘kita’, itu adalah tanda bahwa orang-orang dalam birokrasi perusahaan Anda tidak saling berkomunikasi,” kata Branson.

Jika Anda pikir bahwa ada rasa tegang antara karyawan dan managemen perusahaan, Branson menyarankan untuk mengecek managemen level tengah terlebih dahulu untuk mengetahui pokok masalahnya dan menyelesaikannya secara langsung.

Buatlah zona nyaman untuk perusahan Anda.

Karyawan harus merasa bebas dan terdorong untuk mengekspresikan diri mereka sendiri tanpa hambatan sehingga mereka bisa melakukan pekerjaan yang lebih baik, serta membuat keputusan yang bagus dan berpengaruh.

Mungkin terdengar sangat umum, tapi memang harus saya katakan lagi, “Diperlukan tenaga kerja yang merasa terlibat dalam perusahaan, termotivasi, dan berkomitmen untuk menghasilkan produk atau jasa terbaik dan membangun perusahaan yang sukses dan bertahan lama.”

Tidak semua orang cocok menjadi CEO.

Seorang manager haruslah seseorang yang bisa mengeluarkan hal terbaik dari orang lain, seseorang yang berkomunikasi dengan baik dan bisa membantu seorang karyawan belajar dari kesalahan daripada sekedar mengkritik.

Tidak semua orang melakuan hal ini dengan benar, dan itu wajar. Si pendiri bisa menjadi seorang CEO, tapi tidak harus, jika tidak cocok, dia harus mengetahui kapan peran itu lebih cocok dijalankan orang lain.

Carilah pendapat kedua dari orang lain, serta pendapat dari orang ketiga.

Branson berkata bahwa Anda harus belajar menjadi seorang pendengar yang baik agar bisa sukses, dan artinya menceritakan ide Anda pada banyak orang sebelum akhirnya menentukan bahwa harus menjalankan atau meninggalkannya.

Artinya Anda melewati proses panjang sebelum menjalankan ide apapun. Dalam bisnis, mencari variasi pendapat bisa menghemat banyak waktu dan uang Anda, jangan ceritakan pendapat orang lain sebelum mereka mengatakan pendapat mereka. Pada akhirnya Anda harus memutuskan nasehat mana yang paling bagus untuk dijalankan untuk mencari solusi terbaik.

Putuskan hubungan tanpa menghancurkannya selamanya.

Menjalankan bisnis dengan orang lain, baik teman maupun partner, tidak selalu berjalan baik. Jika ini yang terjadi, entrepreneur sukses mengetahui kapan harus berpisah jalan.

Tapi hanya karena Anda memutuskan untuk berjalan ke arah lain, tidak berarti bahwa hubungan itu harus berakhir buruk, terutama dengan teman, jelas Branson. Selesaikan masalah apapun secepatnya dan secara langsung, dan selesaikan hubungan Anda sedamai mungkin.

Angkatlah panggilan telepon Anda.

Sangat baik jika Anda bisa memanfaatkan teknologi, tapi jangan mengirim sms atau email saat Anda seharusnya menelepon. “Kualitas dari komunikasi bisnis makin buruk pada tahun-tahun belakangan ini karena orang-orang menghindari panggilan telepon dan tatap muka secara langsung, saya hanya bisa berasumsi bahwa semua itu demi efisiensi yang salah arah.” Kata Branson.

Masalah lebih sulit diselesaikan melalui sms atau email, dan “membiarkan sebuah masalah bertambah besar bukanlah sesuatu yang efisien,” kata Branson, apalagi jika masalah tersebut bisa dengan cepat diselesaikan melalui sebuah panggilan telepon.

Perubahan tidak perlu ditakuti, tapi harus diatur.

“Perusahaan-perusahaan tidak kebal terhadap masa depan,” kata Branson, dan tidak ada yang bisa bertahan selamanya. Seorang entrepreneur harus siap untuk beradaptasi, dan menghindari bersikap nostalgic terhadap perusahaan itu sendiri.

“Kadang Anda harus membawa perusahaan Anda ke arah yang baru karena keadaan dan kesempatan sudah berubah.” Jika ini terjadi, Branson menyarankan Anda untuk menemukan cara untuk menginspirasi semua karyawan agar berpikir seperti entrepreneur, sehingga semakin banya tanggung jawab yang Anda berikan, mereka berkerja makin baik.

Saat melakukan kesalahan, bangkitlah kembali, jangan jatuh selamanya.

Keputusan Anda tidak akan selalu menjadi yang paling tepat. Setiap orang pasti melakukan kesalahan, tapi hal terbaik yang bisa Anda lakukan di hadapan sebuah masalah adalah menanggulanginya.

Kejujuran bukan cara yang terbaik, tapi itulah satu-satunya cara yang ada menurut Branson. Saat sebuah masalah sudah dilakukan, jangan biarkan diri Anda dimakan habis olehnya. Hadapi masalah itu dan mulailah mengambil tindakan untuk menyelesaikannya.

Jadilah seorang pemimpin, bukan seorang bos.

Branson melihat image klasik seorang boss sebagai sesuatu yang tidak tepat. Bersikap bossy bukanlah sifat yang diperlukan oleh seorang manager, katanya. Seorang bos hanya menyuruh, sedangkan seorang pemimpin mengatur.

“Mungkin karena itulah, merupakan hal aneh bahwa saya akan marah saat seseorang berkata, ‘Baik, terserah, Anda bosnya!’” kata Branson. “Yang membuat saya kesal adalah dalam 90 persen kasus tersebut, yang dikatakan orang itu adalah ‘Baik, saya tidak setuju, tapi akan saya lakukan karena Anda menyuruhnya. Tapi jika tidak berjalan maka saya yang akan pertama mengingatkan Anda bahwa ini bukanlah ide saya.’”

Seorang pemimpin perusahaan yang baik tidak hanya menjalankan idenya sendiri, tapi juga menginspirasi yang lain untuk mengemukakan ide mereka.




Category Article

What's on Your Mind...